Cerita Legenda Putri Tandampalik ,Awal Ceritanya Begini Ada Seorang Bernama Datu Luwu adalah seorang kepala kampung di pedalaman Sulawesi Selatan. Pada saat itu datu Luwu tampak kebingungan sebab menerima utusan dari Raja Bone yang menyampaikan pinangan untuk Putri Tadampalik. Menurut adat Luwu, seorang putri dari Luwu tidak diperbolehkan menikah dengan lelaki dari luar sukunya. Namun jika pinangan itu ditolak akan terjadi peperangan. Akibatnya, rakyatlah yang mendrita. Oleh karena itu, Datu Luwu menerima pinangan tersebut.Sepeninggal utusan Raja Bone, Putri Tadampalik jatuh sakit. Seluruh tabib di pelosok negeri Luwu didatangkan untuk mengobati penyakit PutriTandampalik
Namun, tak seorang tabib pun sanggup mengobatinya. Sakit sang putri bahkan semakin hari semakin parah. Seluruh tubuh Putri Tadampalik berair dan berbau amis. Khawatir penyakit ini akan menular ke seluruh penjuru kerajaan, dengan sedih, Raja Bone memutuskan untuk membuang Putri Tadampalik menggunakan rakit dengan diiringi pengawal setianya.www.cerita-legenda-dunia.blogspot.com
Datu Luwu merasa sedih namun terpaksa harus melepas putrinya. Dengan bercucuran airmata Datu Luwu berpisah dengan Putri Tadampalik. Setelah berpamitan dengan ayahnya, putri Tadampalik berlayar bersama rombongan pengawalnya meninggalkan kerajaan Bone. Mereka tidak memiliki tujuan sampai kemudian bertemu daerah yang landai. Mereka memutuskan untuk berlabuh di daeah itu dan mendirikan rumah. Daerah itu sangat subur dan bagus untuk bercocok tanam. Mulailah kehidupan mereka yang sederhana di daerah itu.
Suatu hari ketika PutriTandampalik sedang sendiri di halaman rumahnya, tiba-tiba seekor kerbau bulai menghampirinya. Putri Tadampalik menghalaunya. Namun, kerbau itu malah menerjang Putri Tadampalik hingga jatuh pingsan. Kerbau itu menjilati tubuh putri Tadampalik yang membusuk karena penyakit. Kejadian itu berulang-ulang sampai kemudian penyakit yang diderita putri Tadampalik sembuh. Putri Tadampalik dan semua pengikutnya sangat bersyukur karena Tuhan yang Mahakuasa telah mengirimkan kerbau bulai untuk menyebuhkan penyakit itu.
Ketika pesta berburu tiba, Putra Mahkota kerajaan Bone mengadakan perburuan ke hutan diikuti banyak pengikut. Tiba-tiba Putra Mahkota kerajaan Bone tergoda oleh seekor rusa. Dia mengejar rusa itu sampai ke dalam hutan dan terpisah dari pengikutnya, tetapi rusa itu menghilang. Dalam kegelapan malam, Putra Mahkota kerajaan Bone melihat perkampungan dan dia segera menuju ke sana.
Ketika dia tiba di perkampungan itu, semua penduduk sudah tertidur lelap. Dia lalu menuju rumah yang paling besar. Putra Mahkota Bone terpesona melihat seorang putri cantik sedang tertidur lelap. Dia menyentuh bahu Putri Tadampalik. Putri Tadampalik terbangun dan terkejut melihat Putra Mahkota Bone. Pertemuan itu membuat keduanya saling terpesona.
Sebelum kembali ke kerajaan, Putra Mahkota Bone menyampaikan pinangannya kepada Putri Tadampalik. Namun, putri Tadampalik belum berani menerimanya. Sepanjang perjalanan pulang. Putra Mahkota Bone sangat murung, bahkan ketika sampai di kerajaan, dia jatuh sakit. Dari seorang pengawal, akhirnya diketahui bahwa Putra Mahkota Bone telah jatuh cinta kepada Putri Tadampalik. Raja Bone segera mengirim beberapa utusan untuk meminang Putri Tandampalik. Karena belum berani menerima pinangan itu sebelum bertemu Datu Luwu, Putri Tadampalik memberikan pusaka sebagai tanda persetujuannya atas pinangan itu. Lalu Putri Tadampalik bersama pengikutnya berangkat ke Kerajaan Luwu menemui ayahandanya.
Datu Luwu sangat terharu melihat putrinya kembali dan sembuh seperti sediakala. Tuhan yang Mahakuasa telah menyembuhkan putrinya. Datu Luwu segera menerima pinangan Putra Mahkota Bone. Pernikahan mereka dirayakan dengan meriah. Semua rakyat menyambut gembira pernikahan ini. Akhirnya Putri Tadampalik hidup bahagia di tengah-tengah kerajaan Bone.
Cerita Rakyat dari Sulawesi Selatan atau Cerita rakyat Bone yang berjudul Putri Tadampalik merupakan kisah yang mengharukan atas putri tersebut, dimana sang putri terpaksa harus dibuang karena sakit yang dirasakan akan mengganggu masyarakat sekitarnya. Sebuah pengorbanan yang sangat besar bagi sang putri yang harus berpisah dengan orang tua dan masyarakatnya. Cerita Rakyat dari Sulawesi Selatan ini mengajarkan bahwa sebuah pengorbanan yang ikhlas akan membuahkan hasil yang sangat manis.
source;cerita2anak.blogspot.com